Sumber Gbr: dokternoni.net
Semua
manusia pasti selalu menginginkan hidup dalam lentera kebahagiaan. Namun,
terkadang manusia terhanyut jika sudah menikmati gemerlapnya keindahan duniawi,
dan kehidupan yang kekal yaitu di yaummul akhirpun jadi dilupakan . Padahal hidup
di dunia itu hanyalah untuk mempersiapkan kehidupan di akhirat. lalu
bagaimanakah agar kita bisa hidup bahagia di dunia dengan mengejar kebahagiaan
di akhirat, karena sesungguhnya, itulah makna kebahagiaan yang hakiki. Jalan
menuju semua itu telah ditetapkan oleh Allah, tinggal kembali kepada pribadi
masing-masing, ingin menuju surga firdaus atau neraka jahannam. Semua amalan
dan perbuatan kita di dunia hendaknya selalu Berorientasi hanya kepada Allah SWT
semata, maka kebahagiaan dan keselamatan dunia akhiratpun akan mengiringi.
Dengan berpedoman kepada Al,-Qur’an karim dan As-sunnah, tentunya dengan
memeluk islam terlebih dahulu. Karena hanya islamlah agama yang paling sempurna
dan diridhai Allah SWT. Seperti yang dijelaskan oleh Syekh Mustafa Al Maraghi
kita diwajibkan untuk memeluk islam dan memahaminya secara sungguh-sungguh.
Karena tiada agama selain islam yang menuju keselamatan.
Bila
telah memeluk dan memahami islam maka langkah selanjutnya yang harus ditempuh
seorang mukmin adalah dengan menanamkan Iman di hati sanubari dan
mengamalkannya secara sungguh-sungguh. Jika diartikan secara general, iman
adalah mayakini dengan sepenuh hati dan mengucapkan secara lisan untuk kemudian
diamalkan melalui perbuatan. Jadi seorang mukmin yang beriman harus
sungguh-sungguh meyakini Bahwa Allah itu ada dan Esa, percaya terhadap malaikat-malaikat
Nya yang senantiasa tunduk dan berdzikir, kemudian percaya terhadap
firman-firman Nya yang diturunkan dalam bentuk kitab kepada untusan Nya,
beriman kepada para Rasul-rasul Nya yang bertugas menunjukkan jalan yang benar
terhadap manusia, percaya bahwa suatu hari nanti akan terjadi masa dimana alam
semesta dan seisinya akan hancur lebur tanpa sisa, dan yang terakhir adalah
percaya bahwa Allah telah menetapkan takdir tiap-tiap orang. Setelah
mempercayai sepenuh hati rukun iman tersebut, kemudian seorang mukmin harus merealisasikannya
di kehidupan konkrit, baik berupa pengucapan yaitu dalam bentuk lafadz-lafadz
secara lecture ataupun secara praktik langsung seperti yang dicontohkan
Rasulullah.
Orang-orang
yang ingat terhadap Allah dalam hatinya adalah, orang yang merasa takut terhadap
kebesaran, kekuasaan, janji, ancaman atau perhitungan Nya kelak terhadap
hamba-hambanya. Dan apabila dibacakan ayat-ayat Allah, maka bergetarlah hati
dan akan bertambah keimanan orang tersebut, serta mereka akan bertambah jiwa
sosialnya dalam beretos shodaqoh.[1] Janji Allah itu adalah
nyata, pasti orang-orang yang beriman seperti itu akan diangkat derajatnya dan ditempatkan di tempat yang
begitu mulia disinggasana. Selain itu Allah menjanjikan kelimpahan rizki serta
ampunan. Jadi, kita sebagai orang mukmin tidak perlu ragu-ragu lagi dalam
beriman. Kita wajib menegakkan yang hak, dan memerangi yang mungkar. Tentunya
sesuai dengan trek yang telah di tentukan oleh Allah, sekalipun harus
mengorbankan harta dan jiwa.
Betapa
mulia dan beruntungnya orang-orang yang beriman, sehingga Allah menyediakan tempat
yang paling indah. Yang dibawahnya mengalir sungai-sungai dari air susu dan
segala macam buah-buahan. Sampai-sampai Rasulullah menganalogikan “ tempat yang
terendah di dalam syurga itu lebih baik jika dibandingkan dengan memiliki dunia
dan seisinya’’.(Abu Hurairah)
subhanallah, tak terbayangkan betapa indahnya tempat tertinggi di dalam syurga.
Tak kan ada satu orangpun yang dapat menolak ditempatkan di tempat semulia itu.
Oleh karena itu, seorang mukmin harus memiliki sifat-sifat yang menjadikanya ke
dalam golongan orang-orang yang beruntung.
Dialah
orang-orang yang khusyu’ dalam melaksankan shalatnya, berserah diri lahir dan
batin saat bermuajahah dengan Allah. Tiada suatu hal apapun yang difikirkan
kecuali sang khalik yang menciptakanya.
Setelah dapat melaksanakan shalat dengan khusyu’ InsyaAllah segala perilakunya
sesuai dengan syariat dan tuntunan islam, terhindar dari perbuatan-perbuatan
yang tidak bermanfaat. Karena shalat yang benar itu akan menghindarkan dari
perbuatan keji dan munkar. Kemudian selalu bersyukur atas apa yang diterimanya,
dengan menunaikan zakat dan bershodaqoh secara ikhlas, maka Allah akan melipat
gandakan pahala dan rizkinya.
Kemudian
orang-orang yang akan beruntung adalah orang mukmin yang selalu menjaga aurat
dan kemaluanya dari segala hal yang dapat menjerumuskan kepada
perbuatan-perbuatan zina. Kecuali terhadap istri ataupun muhrimnya. Tetapi pada
kenyataanya, masih saja ada orang yang melakukan perzinaan, itulah contoh orang
yang berlebihan dan yang akan merugi di dunia ataupun di akhirat.
Memegang
janji dan melaksanakan amanat memanglah bukan suatu hal yang mudah, terkadang
manusia lupa, bahkan mengingkari janjinya sendiri serta melalaikan amant-amanat
yang harus dijaganya. Tetapi, sekali lagi dialah orang yang beruntung yang akan
ditempatkan di syurga firdaus jika ia dapat memegang janji dan menjaga
amanatnya tersebut. Semoga kita semua termasuk ke dalam golongan orang-orang mukmin
yang beruntung sehingga dapat mencapai kebahagiaan yang hakiki tadi. Amin....
Allah
telah membagi manusia kedalam tiga golongan, yaitu golongan orang-orang Mukmin,
golongan orang-orang Kafir dan yang terakhir adalah golongan orang-orang
munafik. Tentunya kita semua menginginkan masuk kedalam golongan yang pertama.
Karena Allah selalu mencintai orang-orang mukmin yang beriman kepada Nya, orang
yang taat melaksnakan shalat, dan orang yang dermawan menginfakkan sebagian
rizki yang diterimanaya, selaras dengan penjelasan sebelumnya. Tetapi syetan
tidak akan tinggal diam melihat orang-orang yang beriman seperti itu, mereka
selalu membisikkan hal-hal yang buruk dan mengajak kepada perbuatan syirik.
Yaitu mempersekutukan ataupun menyembah kepada selain Allah, sungguh perbuatan
syirik itu tidak akan diampuni oleh Allah SWT. Ada dua macam syirik, pertama
adalah syirik Uluhiyyah yaitu
perasaan akan adanya kekuasaan selain kekuasaan dari Allah SWT dibelakang sebab
dan sunnah-sunnah alam. Seperti percaya terhadap keris sakti, cincin sakti dan
lainya. Yang kedua adalah syirik Rububbiyah
yaitu mengambil sebagian hukum-hukum agama yang berupa penghalalan dan
pengharaman dari sebagian manusia dengan meninggalkan wahyu.[2]
Langkah
selanjutnya yang harus dilakukan seorang mukmin adalah mengetahui hekekat kafir
dan berusaha agar tidak masuk kedalam golongan itu. Golongan orang kafir yaitu
orang-orang yang menolak ajakan untuk beriman kepada Allah. Mereka menutup mata
hati dan pendengarannya, sehingga tidak akan berpengaruh seruan dan ajakan
dalam bentuk apapun. Karena itu Allah tidak memberikan cahaya terang, maka
selamanya mereka akan menjadi orang kafir yang sesat. Sedangkan orang-orang
yang bermuka dua, mereka mengaku bahwa dirinya beriman pada Allah padahal
kenyataanya tidak sama sekali. Semua itu hanya ucapan di mulut, orang-orang
seperti ini tidak akan mendapatkan petunjuk dan hidayah dari Allah. Karena
hakekatnya, hidayah itu didapatkan sesorang hanya bila Allah meridhai saja
melalui petunjuk-petunjuk yang ada dalam kitabullah. Mereka tidak bisa
menggunakan akal dan pendengaranya, karena dihatinya terdapat penyakit. Dan
mereka adalah orang-orang yang melakukan kerusakan. Seperti inilah orang –orang
yang masuk kedalam golongan orang munafik.[3]
Manusia
yang masuk kedalam golongan pertama pasti bisa memahami dan mengamalkan yang
disebut dengan Tauhid. Yaitu pengEsaan terhadap Allah SWT, dzat yang maha kuasa
atas segala sesuatu. Orang-orang mukmin mengetahui bahwa Allah itu tiada
seukutu Nya, Allah tidak beranak dan diperanakkan, tidak juga tidur. Tidak ada
yang menandingin kekuasaan Nya.
Salah
satu kekuasaan Allah adalah menentukan datangnya kiamat dan mati seseorang. Sesungguhnya
kehidupan di Dunia ini hanyalah sementara, semua yang ada di Dunia niscaya akan
binasa tanpa ada yang tersisa, gunung-gunung berterbangan bagaikan kapas, dan
manusiapun berhamburan kesana kemari seperti semut. Takkan ada seorangpun yang
mengetahui kapan datangnya hari dimana kehancuran seluruh alam semesta itu
terjadi, termasuk Rasulullah, karena beliau hanya bertugas mengabarkan suatu
saat akan terjadi kiamat. Hanya Allah lah yang berkuasa atas semua itu.[4]setelah datangnya hari
kiamat, seluruh manusia akan dikumpulkan dan di timbang amal perbuatanya,
orang-orang mukmin yang taat maka ia akan ditempatkan di syurga, dan
orang-orang kafir yang mendustakan ayat-ayat Allah maka mereka akan sengsara di
dalam neraka.
Sebagai
seorang mukmin kita harus selalu mengingat-ingat bahwa hidup itu Cuma sementara.
Entah hari ini, besok, lusa atau kapanpun itu kematian pasti terjadi kepada
siapapun, karena Allah telah menetapkanya seperti halnya dengan hari kiamat.
Kita harus mempersiapkan diri sebaik-baik mungkin dengan beribadah dan
bertaqwa, agar kita terhindar dari panasnya api neraka, dan ditempatkan di
tempat yang paling mulia, yaitu syurga firdaus. Tetapi realitanya masih banyak
manusia yang tergiur dan hanyut akan keindahan dan kenikmatan duniawi, padahal
semua itu hanya kesenangan yang memperdaya dan sementara.
Masih
banyak manusia yang sering mengeluh dan menyalahkan Allah akan keadaan yang
dialaminya di dunia, seperti cobaan kemiskinan, kesengsaraan, cacat fisik dan
lain sebagainya. Mereka berontak dan mengeluh kepada Allah, bahwa apa yang
dialaminya itu adalah takdir Ilahi yang tidak adil. Tetapi sekali lagi, sebagai
seorang mukmin kita tidak boleh berpandangan seperti itu. Kita harus mengerti
hakikat takdir itu apa. Memang takdir itu ditangan Allah dan tidak ada mahluk
yang dapat menjangkaunya, sekalipun dengan pengetahuan yang amat rinci.[5] Dari segi terminologis takdir
dapat diartikan sebagai takaran, ukuran, ketentuan ataupun ketetapan yang telah
dituliskan Allah di lauhz mahfuz untuk seluruh mahluknya terutama manusia.
Allah telah menetapkan rizki, umur, jodoh kesenangan dan yang lainnya terhadap
semua manusia, dalam arti luas adalah takdir baik dan takdir buruk. Allah telah
memberikan pilihan kepada manusia, tergantung ia mau memilih jalan kebaikan
atau kesesatan. Jika ia memilih jalan sesuai syariat maka Allah akan
menjanjikan syurga, dan jika sebaliknya Allah akan memberikan neraka.
Jika
di dalam hati seorang mukmin telah tertanam keimanan dan ketaqwaan yang kuat,
maka segala sesuatu yang dilakukanya pasti akan berorientasi kepada Allah.
Dengan kata lain, semua yang dilakukanya itu diniatkan untuk ibadah sehingga
Ridha Allah pun akan menyertai. Inilah arti ibadah secara luas atau biasa
disebut dengan ibadah ghair mahdoh.
Sedangkan ibadah yang telah ditetapkan tata cara dan pelaksanaanya, seperti
shalat, puasa, haji dan lain sebagainya disebut dengan ibadah mahdoh. Dalam Q.S ad-dzariyat ayat 56 Allah
telah menegaskan, bahwa jin dan manusia itu diciptakan adalah untuk beribadah
dan menyembah kepadan Nya.
Setelah
melaksanakan serangkaian ibadah baik yang mahdoh ataupun yang ghair mahdoh
seperti penjelasan di atas, langkah selanjutnya adalah berusaha untuk selalu
mengingat-ingat Allah. Karena pada prakteknya ibadah secara khusyu’ itu tidaklah
mudah. Ingatlah Allah dalam keadaan apapun, bisa dengan cara menyebut nama
Allah sebanyak-banyaknya, bersysukur atas apa yang di berikan Nya dan
senantiasa meminta ampun setiap melakukan dosa. Jika kita mengingat Allah maka
Allah pun akan dekat dan ingat kepada kita. Hati akan menjadi tenteram dan
damai manakala kita selalu mengingat nama-nama Allah.
Tetapi
hakekat dzikir yang sebenarnya tidak hanya terletak pada sebatas mengingat dan
menyebut nama Allah saja. Nonsen jika seorang mukmin hanya menyebut dan
mengingat nama Allah saja tapi tidak ia terapkan di kehidupanya. Jadi kita juga harus mengaplikasikan dzikir
tersebut ke dalam kehidupan sehar-hari. Ketika seorang mukmin sedang menerima
cobaan dan musibah yang berat, maka ingatlah bahwa semua itu datangnya dari
Allah dan memohonlah pertolongan dari Nya, sebaliknya jika sedang dalam keadaan
senang dan bahagia, kembali ingatlah kepada Allah karena kebahagiaan itu
datangnya juga Cuma dari Nya.
Jika
seorang mukmin sudah dapat beribadah dengan baik dan selalu mengingat-ingat
Allah, maka tindak-tanduk amalnya pun juga akan mengarah pada kebaikan dan
menghindari perilaku tercela. Karena sesungguhnya shalat itu mencegah dari
perbuatna keji dan mungkar. Tetapi perlu diketahui, kebaikan disini memiliki
arti yang luas. Sesuai dengan penjelasan dalam al-qur’an surat al-baqarah ayat
177, bahwa kebaikan sebagai seorang mukmin itu adalah dia yang percaya dengan
sepenuh hati 6 rukun iman, dan dia yang melaksanakan 5 rukun islam dengan
sungguh-sungguh. Dua term rukun itulah sekiranya bentuk kebajikan dalam ibadah, sedangkan bentuk kebajikan yang
juga penting adalah relasi antar sesama manusia atau muamalah. Terutama kepada kedua orang tua yang telah membesarkan
kita, ibu yang rela mengandung 9 bulan 10 hari. Sungguh kita wajib berbakti
kepada beliau. Kemudian sebagai seorang mukmin, kita wajib untuk saling
menghormati dan menghargai. Orang yang baik itu juga tidak akan angkuh dan
sombong, Allah memerintahkan kepada kita agar berbicara dengan lemah lembut dan
sopan. Ibarat pepatah jawa kita harus berperilaku ‘’andap asor’’[6]
Yang
tidak kalah pentingnya dari semua penjelasan tadi adalah menuntut ilmu, karena
hanya dengan ilmulah kita bisa mengerjakan langkah-langkah menuju kebahagiaan yang
hakiki. Bahkan Rasulullah SAW bersabda “ tuntutlah
ilmu dari buaian sampai ke liang lahat “(bukhari muslim), itu artinya dalam
islam ilmu memiliki kedudukan yang tinggi. Allah juga akan memuliakan dan
menaikkan drajat bagi orang-orang yang berilmu. Semoga dengan ilmu yang
diiringi dengan iman dan islam akan mengantarkan kita semua sebagai seorang
mukmin untuk mencapai kebahagiaan yang hakiki, yaitu bahagia, selamat dunia dan
akhirat. Amin...
[1] Maraghi, Syekh Ahmad Mustafa Al, Terjemah Tafsir Maraghi, (Bandung;
Semarang: Rosda, Toha Putra, 1987), hlm. 315-316.
[2] Ibid.,
hlm. 96.
[3] Mas’ud
Ibnu, Tafsir Ibnu Mas’ud, (Jakarta:
Pustaka Azzam, 2009), hlm. 146-149.
[4] Ibid.,
hlm. 239-240
[5] Shihab,
M.Quraish, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta:
Lentera Hati, 2005), hlm. 127.
[6] Istilah
jawa yang artinya rendah diri
0 komentar:
Posting Komentar