“Kontribusi buruh bagi bangsa ini
sangatlah besar, tapi mereka masih diperlakukan secara kasar, aku ingin
memperjuangkan hak-hak mereka”
Banyak orang yang beranggapan bahwa
peringatan hari buruh sedunia atau yang biasa disebut dengan May Day hanyalah
hajatan kaum buruh semata. Tetapi persepsi itu tidak berlaku bagi Folly Akbar,
salah seorang demonstran yang tergabung dalam AJI (Aliansi Jurnalis
Independent) Yogyakarta. Sebagai implementasi dari agen of change dan agen
of sosial control, mahasiswa harus memiliki kepedulian terhadap kehidupan
sosial masyarakat yang tertindas seperti buruh. Apalagi selama ini, 50% biaya
pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri ditopang oleh APBN.
Folly yang juga mahasiswa Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam semester IV di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta lahir
dan tumbuh besar di Cirebon Jawa Barat pada tanggal 18 Desember 1991 silam. Dia
merupakan anak sulung dari tiga bersaudara. Ayahnya berprofesi sebagai seorang
loper koran, sedangkan ibunya memiliki kegiatan berjualan sembako di rumah.
Kendati demikian, folly merupakan orang yang berdedikasi tinggi dan pantang
menyerah. Hingga sampai saat ini dia bisa mengenyam pendidikan di UIN Sunan
Kalijaga.
Baginya manusia itu terlahir dalam
kondisi perjudian, ada yang beruntung dan ada yang tidak. Maka dari itu dia
bertekad ingin memperjuangkan nasib orang-orang yang kurang beruntung. Salah
satunya adalah kaum buruh yang selama ini eksistensinya masih dimarginalkan.
Padahal sumber kendali utama perekonimian di dunia ini terletak pada peran
buruh. “Tanpa adanya buruh, tidak mungkin semua barang produksi yang kita
nikmati sekarang ini dapat terwujud” ucap mahasiswa yang biasa dipanggil folly
ini.
Dalam aksinya tersebut folly menuntut
agar pemerintah dan pengusaha mencabut segala penindasan terhadap buruh, mulai
dari minimnya upah, perlindungan terhadap TKI, hingga sistem Outsourching yang
menyengsarakan. “selama ini pengusaha bertindak semena-mena, mereka hanya
mencari keuntungan semata dan tidak memperhatikan hak-hak buruh” lanjutnya.
Kedepannya folly berharap agar
kesejahteraan dan jaminan tua bagi buruh menjadi salah satu agenda yang
diperhatikan. Karena selama ini yang mendapatkan jaminan hari tua hanyalah para
PNS (Pegawai Negeri Sipil). Padahal para buruh juga memiliki tanggungan dan
beban hidup yang sama. Kondisi ini tidak sejalan dengan amant yang diberikan UU
bahwa seluruh rakyat Indonesia memiliki hak yang sama dalam hal apapun,
termasuk mendapat jaminan kahidupan yang layak.
0 komentar:
Posting Komentar