Intan pratiwi adalah seorang
mahasiswi jurusan Komunikasi Penyiaran Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Dia aktif dalam LPM (Lembaga Pers Mahasiswa) ARENA.
Selain itu dia juga memiliki
kepedulian yang tinggi terhadap hak-hak rakyat kecil yang tertindas. “saat ini
kita sedang dihadapkan pada kondisi yang sangat memprihatinkan, banyak rakyat
kecil yang masih tertindas dan direnggut hak-haknya oleh kaum capitalis” ucap
intan saat menjawab pertanyaan tentang esensi May Day.
Menurutnya sumber kendali utama dari
perekonomian di dunia ini terletak pada peran buruh, jika bukan karena jasa para buruh produksi
barang di suatu perusahaan tidak mungkin tercipta. Tetapi realitasnya posisi buruh
saat ini masih dimarginalkan, bahkan lebih nyirisnya lagi banyak dari mereka
yang diperlakukan secara tidak manusiawi. “lihat saja seperti yang santer
diberitakan di media, banyak kasus yang menimpa buruh rumah tangga yang
dianiaya oleh majikannya. Bagi saya itu sangat biadab” lanjutnya.
Di hari peringatan buruh sedunia ini
Intan menuntut tiga hal. Yang pertama dia menuntut dihapuskanya sistem
outsourching yang sangat merugikan pihak buruh, dimana para pengusaha sesuka
hati memecat buruh yang dianggap tidak berguna lagi. Yang kedua peningkatan UMR
(Upah Minimum Regional) yang dianggap selama ini masih jauh dari kata layak.
“mereka pikir para buruh ini mesin, kerjanya full time sedangkan gajinya kecil”
paparnya. Yang terakhir dia menuntut adanya jaminan kehidupan bagi para buruh.
0 komentar:
Posting Komentar