Kamis, 19 April 2012

Agama Anti Bhineka Tunggal Ika??

0 komentar
                                             


Semboyan bangsa Indonesia yang begitu lekat ditelinga kita ini memiliki makna filosofis yang begitu mendalam. Saya yakin, sebagian besar masyarakat Indonesia telah memahami betul apa arti kata-kata tesebut. bahkan anak-anak sekalipun mungkin sudah hafal, karena disekolah terpampang tulisan tersebut disetiap gambar garuda. yak tepat sekali, memang artinya adalah "berbeda-beda tetaqpi tetap satu jua"Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa kita yang terdiri dari berbagai ragam suku, ras, agama, maupun budaya yang membentang dari sabang sampai merauke.
berbicara tentang semboyan tersebut, terutama kita mahasiswa yang sering diagung-agungkan sebagai kaum intelek yang memiliki tugas membangun negeri ini, sudah barang tentu memahami arti dari semboyan tersebut. tapi apakah kita semua sudah benar-benar mengimplementasikannya dalam kehidupan nyata? kita ambil salah satu contohnya dalam masalah keagamaan.
Agama adalah salah satu hal yang cukup sensitif untuk diperbincangkan, lebih-lebih jika disandingkan antara agama satu dengan yang lainnya, acap kali jika sudah berbicara tentang masalah esetansi maka hal tersebut tidak bisa ditentang dengan persepsi agama lain karena konsep kebenaran itu memiliki pandangan masing-masing disetiap agama. Mengapa seperti itu, karena agama adalah sebuah doktrin yang telah tertanam lekat dihati sanubari pemeluknya, dalam hal ini adalah sebuah iman.
Jika berbicara tentang iman, maka itu masalah hati. jadi tidak usah dipermaslahkan jika sedang dalam ranah bermasyarakat. Tapi nampaknya hal tersebut belum disadari oleh sebagian masyarakat kita, padahal kita hidup di sebuah negara yang plural. sebagai contohnya, saat ini masih ditemui konflik antar agama, bebrapa bulan lalu terjadi tragedi yang memprihatinkan. sekelompok massa yangb mengatasnamakan sebuah agama, menyerang dan merusak tempat peribadatan agama lain. akhirnya bentrokpun tidak dapat dihindari, sehingga memakan korban. dimana ada asap pasti disitu ada api, tak diketahui siapa yang memulai duluan. yang jelas hakl itu terjadi karena kefanatikan terhadap agama yang dijadikan alasan oleh sebagian oknum yang tidak bertanggung jawab yang memiliki tujuan-tujuan tertentu. padahal disisi lain, banyak masyarakat yang berbeda agama tapi bisa saling hidup berdampingan dengan rukun.
Konflik antar agama yang terjadi belakangan ini sebenarnya sudah kita sadari bersama jika terlalu lama dibiarkan akan menjadi ancaman bagi pluralisme bangsa Indonesia. hal tersebut diperkuat oleh wacana tentang kaum mayoritas dan kaum minoritas, sehingga lebih mudah untuk menyulut terjadinya konflik. Jika merunut kebelakang, sebenarnya tidak ada satu agamapun yang mengajarkan kejahatan dan kekerasan. Karena pada umumnya semua agama mengajarkan kebaikan dan kasih sayang, termasuk hidup rukun dan berdampingan dengan agama yang lain. Maka apa yang menyebabkan perselisihan dan konflik yang terjadi belakangan ini merupakan implementasi yang belum difahami oleh sebagian kelompok.
terlepas dari siapa yang benar dan siapa yang salah, jika kita sebua memang benar-benar memahami akan pentingnya hidup rukun antar umat beragama, seharusnya hal-hal seperti itu tidak terjadi. Sebagai solusinya, selain kesadaran dari masing-masing individu dari pihak pemerintah juga perlu menjembatani permasalahan ini. Bisa dengan pendekatan-pendekatan yang tepat. Seperti dialog antar umat beragama secara intens. Selain itu pemerintah wajib merealisasikan tri kerukunan umat beragama.

0 komentar:

Posting Komentar