Senin, 09 April 2012

Human Interest Dibalik Himpitan Ekonomi

0 komentar
Apa Mau Dikata?
Foto ini saya ambil pada hari minggu tgl 18 maret 2012 di pasar mingguan UGM atau biasa orang menyebutnya SUNMOR. Ketika itu saya sedang jalan-jalan di sunmor, bukan untuk belanja si cuma nemenin kakak.hehe. saat saya sampai di sebelah timur pasar,tepatnya di pertigaan mata saya terperanjat terdiam ketika melihat seorang ibu-ibu separuh baya dengan seorang anak yang terbaring di tengan jalan hanya dengan beralaskan karpet tipis dan koran bekas. Saya merasa nyiris dan terenyuh ketika melihat kondisi anak itu. kepalanya membesar badanya kurus kering seperti tulang yang hanya berbalut kulit tipis, tangan dan kakinya bisa dilihat di gambar diatas. tak tega rasanya untuk mengatakan kenyataan ini. anak ini terkena penyakit Hydrocepalus.
Bagi pembaca yang belum mengerti tentang penyakit hydrocepalus saya akan sedikit memaparkanya. Istilah hydrocephalus berasal dari kata-kata yunani "hydro" berarti air dan "cephalus" berarti kepala. Seperti makna katanya maksudnya adalah kondisi dimana karakteristik utama adalah akumulasi cairan yang berlebihan dalam otak. Meskipun hydrocephalus pernah sekali dikenal sebagai "air di otak," "air" sebenarnya adalah cairan cerebrospinal atau cerebrospinal fluid (CSF) - cairan bening yang mengelilingi otak dan sumsum tulang (spinal cord). Akumulasi yang berlebihan dari CSF berakibat pada pelebaran yang abnormal dari ruang-ruang dalam otak yang disebut ventricles. Pelebaran ini menciptakan tekanan yang berpotensi membahyakan pada jaringan-jaringan otak.
Hydrocephalus mungkin berakibat dari kelainan-kelainan genetik yang diturunkan (seperti kerusakan genetik menyebabkan aqueductal stenosis) atau penyakit-penyakit perkembangan (seperti yang berhubungan dengan kerusakan-kerusakan tabung neural termasuk spina bifida dan encephalocele). Penyebab-penyebab yang mungkin lainnya termasuk komplikasi-komplikasi dari kelahiran premature seperti intraventricular hemorrhage, penyakit-penyakit seperti meningitis, tumor-tumor, luka kepala traumatic, atau subarachnoid hemorrhage, yang menghalangi jalan keluar dari CSF dari ventricles ke cisterns atau mengeliminasi jalan-jalan lintasan untuk CSF kedalam cisterns. penyakit ini menyerang pada anak-anak, balita dan yang paling rentan adalah bayi premature.
Nah, kembali ke laptop, seperti itulah kiranya penyakit yang diderita anak pada gambar tersebut, dia tidak bisa apa-apa. tidak bisa menggerakkan seluruh tubuhnya, hanya bisa mengedipkan mata dan membuka mulut, itupun perlu bantuan dari ibunya. padahal usia anak itu kira-kira sudah 6 atau 7 tahunan. usia yang biasanya masa-masa senang seorang anak seumuran dia, tapi dia harus menderita dan berjuang bertahan hidup melawan penyakit tersebut. 
Disatu sisi saya merasa kasihan dan iba melihat kondisi anak tersebut, tetapi disisi lain saya sempat berfikir kenapa ibunya tidak berusaha mengobatkkan anak itu, tetapi malah memanfaatkannya untuk mendapatkan uang dari belas kasihan orang lain. yap, jawaban yang kolektif!99,99% alasan ibu tersebut karena himpitan ekonomi. hidup dalam keadaan miskin dan serba kekurangan terkadang membuat orang mengharuskan berbuat sesuatu yang tidak manusiawi demi sesuap nasi. sekiranya saya faham itulah alasan ibu tersebut, saya husnudzon saja lah.
Dengan tidak berburuk sangka saya pulang dan mencoba mendoakan anak itu supaya dapat pertolongan dari Allah SWT. kalo tidak salah inget, hari rabunya saya ikut seminar Interpreneurship di kampus. pembicaranya adalah Saptuari seorang pengusaha sukses asal jogja dan Abu marlo the Magician. waktu itu mas saptuari berbagi cerita tentang sedekah dan membantu orang-orang yang tidak mampu, dia membuat sebuah akun twitter yang diberi nama sedekah rombongan. nah lewat jejaring sosial itulah dia menggalang dana untuk kemudian disalurkan ke orang-orang yang membutuhkan. singkat cerita, setelah acara itu selesai saya nyamperin mas saptuari dan cerita pada dia soal anak yang terkena penyakit hydrocepalus di sunmor kemarin, saya juga langsung menunjukkan fotonya. ternyata mas saptuari sudah pernah mencoba menolong anak itu lewat ibunya, dia memberikan uang sebesar 3 juta rupiah untuk pengobatan, tetapi ternyata ibu tersebut tidak membawa anaknya ke dokter. mungkin malah digunakan untuk keperluan lainnya. tidak hanya itu, mas saptuari dan temen-temen juga sudah menawarkan agar anaknya dibawa ke rumah sakit, biayanya kita tanggung. tetapi herannya ibu itu menolak  dan lebih memilih mendiamkan anaknya seperti itu. apa mau dikata, mas saptuaripun pasrah dan sempet bilang ke saya. coba kamu paksa ibu itu, kalo perlu ancam dengan dilaporkan kepolisi kalo dia tidak mau mengobatkan anaknya. Dong deng,,,saya juga tak habis fikir terhadap sikap ibutersebut.

Sungguh ironis memang jika melihat hal seperti itu, dimana seorang ibu yang tega memanfaatkan anaknya untuk memperoleh sepeser uang. eits sepeser disini bukan satu dua rupiah lho, waktu itu saya liat jarang orang yang memberi uang receh. kebanyakan uang kertas seribu, lima ribu, sepuluh ribu, bahkan ada yang dua puluh ribu. ibu itu membawa baskom kecil seperti yang ada di gambar, jika kira-kira sudah setengah lalu dimasukkan ke tasnya. bukannya suudzon si, cuma disini saya berharap semoga ibu tersebut diberi kesadaran oleh Allah sehingga kedepannya dia mau mengobatkan anaknya. terlebih lagi sangat dibutuhkan peran serta pemerintah untuk menyentuh kalangan-kalangan masyarakat miskin seperti ini, pemberian bimbingan serta lapangan kerja juga perlu ditingkatkan. karena pada dasarnya semua itu berawal dari masalah himpitan ekonomi.

0 komentar:

Posting Komentar