Minggu, 13 Mei 2012

Perjuangan Folly Melawan Penindasan Terhadap Buruh

0 komentar


“Kontribusi buruh bagi bangsa ini sangatlah besar, tapi mereka masih diperlakukan secara kasar, aku ingin memperjuangkan hak-hak mereka”

Banyak orang yang beranggapan bahwa peringatan hari buruh sedunia atau yang biasa disebut dengan May Day hanyalah hajatan kaum buruh semata. Tetapi persepsi itu tidak berlaku bagi Folly Akbar, salah seorang demonstran yang tergabung dalam AJI (Aliansi Jurnalis Independent) Yogyakarta. Sebagai implementasi dari agen of change dan agen of sosial control, mahasiswa harus memiliki kepedulian terhadap kehidupan sosial masyarakat yang tertindas seperti buruh. Apalagi selama ini, 50% biaya pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri ditopang oleh APBN.

Folly yang juga mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam semester IV di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta lahir dan tumbuh besar di Cirebon Jawa Barat pada tanggal 18 Desember 1991 silam. Dia merupakan anak sulung dari tiga bersaudara. Ayahnya berprofesi sebagai seorang loper koran, sedangkan ibunya memiliki kegiatan berjualan sembako di rumah. Kendati demikian, folly merupakan orang yang berdedikasi tinggi dan pantang menyerah. Hingga sampai saat ini dia bisa mengenyam pendidikan di UIN Sunan Kalijaga.
Baginya manusia itu terlahir dalam kondisi perjudian, ada yang beruntung dan ada yang tidak. Maka dari itu dia bertekad ingin memperjuangkan nasib orang-orang yang kurang beruntung. Salah satunya adalah kaum buruh yang selama ini eksistensinya masih dimarginalkan. Padahal sumber kendali utama perekonimian di dunia ini terletak pada peran buruh. “Tanpa adanya buruh, tidak mungkin semua barang produksi yang kita nikmati sekarang ini dapat terwujud” ucap mahasiswa yang biasa dipanggil folly ini.
Dalam aksinya tersebut folly menuntut agar pemerintah dan pengusaha mencabut segala penindasan terhadap buruh, mulai dari minimnya upah, perlindungan terhadap TKI, hingga sistem Outsourching yang menyengsarakan. “selama ini pengusaha bertindak semena-mena, mereka hanya mencari keuntungan semata dan tidak memperhatikan hak-hak buruh” lanjutnya.
Kedepannya folly berharap agar kesejahteraan dan jaminan tua bagi buruh menjadi salah satu agenda yang diperhatikan. Karena selama ini yang mendapatkan jaminan hari tua hanyalah para PNS (Pegawai Negeri Sipil). Padahal para buruh juga memiliki tanggungan dan beban hidup yang sama. Kondisi ini tidak sejalan dengan amant yang diberikan UU bahwa seluruh rakyat Indonesia memiliki hak yang sama dalam hal apapun, termasuk mendapat jaminan kahidupan yang layak.

0 komentar:

Posting Komentar