Selasa, 02 Oktober 2012

KEPENYIARAN

0 komentar

1.      Sejarah penyiaran
Berbicara tentang sejarah media penyiaran dapat dibagi menjadi dua era. Yang pertama adalah sejarah penyiaran sebagai teknologi yang ditandai dengan ditemukannya Radio oleh para ahli teknik di Eropa dan Amerika. Yang kedua era penyiaran sebagai wahana industri yang dimulai oleh Amerika Serikat. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang sejarah penyiaran Dunia dan di Indonesia.
Sejarah media penyiaran dunia dipelopori oleh fisikawan jerman yang bernama Heinrich Hertz pada tahun 1887 yang berhasil mengirim dan menerima gelombang radio. Usaha itu kemudian dikembangkan oleh Guglielmo Marconi (1874-1937) dari Italia yang berhasil mengirimkan gelombang morse berupa titik dan garis dari pemancar terhadap alat penerima. Sinyal tersebut berhasil melewati samudra Atlantik pada tahun 1901 dengan menggunakan gelombang elektromagnetik.
Sebelum Perang Dunia I Reginald Fessendan dibantu perusahaan General Electrik Corporation Amerika berhasil menciptakan pembangkit gelombang radio berkecepatan tinggi. Disusul dengan ditemukannya tabung hampa atau audion yang mempermudah penerimaan gelombang radio.
Awalnya radio tidak begitu diperhatikan dan hanya digunakan sebagai alat transmisi. Yang menggunakan radio hanya pemerintahan dan militer untuk penyampaian informasi dan berita. Baru pada tahun 1909 radio dinilai memiliki manfaat yang sangat besar ketika informasi yang dikirimkan radio berhasil menyelamatkan seluruh penumpang kapal laut yang mengalami kecelakaan dan tenggelam.Pertama kali diproduksi radio kurang efisien untuk digunakan karena bentuknya yang terlalu besar dan membutuhkan listrik dan baterai yang berukuran ekstra. Kemudian tahun 1926 perusahaan manufaktur radio berhasil menyempurnakan bentuk radio yang lebih praktis. Tahun 1925-1930 tercatat sebanyak 17 juta pesawat radio terjual kepada masyarakat luas yang juga menandai dimulainya era radio dan penyiaran.
Pada tahun 1920 Frank Conrad di Pittsburgh AS iseng-iseng mendirikan stasiun radio dengan mendirikan pemancar radio di garasi rumahnya. Dia menyiarkan lagu-lagu dan berita pertandingan olahraga. Tanpa diduga ternyata masyarakat di AS begitu antusias. Kemudian stasiun raadio tersebut diberi nama KDKA yang masih mengudara sampai saat ini yang merupakan radio tertua di dunia.
Penyiaran di Indonesia
Tercatat pada tahun 1925 dalam pemerintahan Hindia-Belanda Prof.Komans dan Dr.De Groot berhasil melakukan komunikasi radio menggunakan stasiun relai di Malabar, Jawa Barat. Kemudian momen ini diikuti dengan berdirinya Batavia Radio Vereniging dan NIROM. Tahun 1930 radio amatir membentuk organisasi sengan naman NIVERA (Nedherland Indische Veregening Radio Amateur) yang menjadi radio amatir pertaman di Indonesia yang disahkan olehh pemerintah Hindia-Belanda.
Tahun 1945 seorang amatir tadio yang bernama Gunawan berhasil menyiarkan naskah proklamasi yang dibacakan oleh Ir.Soekarno. dengan pemancar buatan sendiri. Tindakan tersebut sangat berharga bagi bangsa Indonesia dan saat ini radio amatir tersebut disimpan di Museum Nasional Indonesia.
Akhir tahun 1945 sudah ada organisasi radio amatir yang menamakan dirinya dengan PRAI (Persatoean Radio Amatir Indonesia). Namun kelanjutanya tahun 1950-1952 radio amatir mulai mendapat ancaman dari pemerintah yang bersikap ekslusif dan represif. Sehingga pada tahun 1952-1965 radio amatir dibekuakan dengan UU No.5 Tahun 1964. Setelah runtuhnya rezim Orde Lama radio amatir mulai genjar kembali.
Tahun 1945 bediri radio RRI (Radio Republik Indonesia) yang diketuai oleh Dokter Abdulrahman, yaitu tepatnya pada tanggal 11 September 1945 yang tersebar di 6 kota. Berdirinya RRI merupakan hasil rapat yang dihadiri para mantan penyiar radio Jepang, selain itu tanggal 11 September juga menghasilkan deklarasi dengan sebutan Piagam 11 September 1945. Isinya adalah 3 butir komitmen komitmen dan tugas RRI yang dikenal dengan Tri Prasetya RRI, yaitu antara lain merealisasikan sikap RRI untuk netral dan tidak memihak pada satu aliran , keyakinan, partai maupun golongan tertentu (Morissan, 2008:1-9).


2.      Pengertian Penyiaran
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknoligi, maka dunia Komunikasi dan Informasi juga mengalami peningkatan. Salah satunya adalah dengan Broadcasting atau penyiaran yang semakin hari semakin menarik minat serta perhatian khalayak luas. Martin Essin dalam Saktiyani Jahya 2006 menegaskan bahwa era saat ini adalah “The Age of Television” yang artinya broadcasting televisi telah menjadi sebuah kotak ajaib yang dapat membius para penghuni gubug-gubug reyot masyarakat di dunia ketiga. Televisi memiliki keunggulan yang menyebabkan para penontonya terbius dan terpaku selama berjam-jam hanya untuk menyaksikan siaran atau tayangan program-program yang ada.
Pengertian penyiaran atau broadcasting sendiri adalah suatu kegiatan didalam cara menyampaikan pesan, ide, hasrat, kepada khalayak dengan menggunakan fasilitas frequency. Dengan kata lain dunia broadcasting adalah merupakan suatu kegiatan penyiaran yang dilakukan oleh seorang penyiar (Eva Arifin, 2010:9). Sedangkan kata “siaran” berdasarkan Undang-Undang Penyiaran memberikan pengertian siaran sebagai pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar atau suara dan gambar maupun grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran.[1]
Jadi secara luas pengertian penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio (sinyal radio) yang berbentuk gelombang elektromagnetik[2] yang merambat melalui udara, kabel, dan atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran (Morissan, 2008:32).
3.      Syarat Penyiaran
Untuk dapat melakukan kegiatan penyiaran terdapat lima hal yang mutlak harus ada, jika salah satu diantara syarat tersebut tidak ada maka tidak bisa disebut dengan penyiaran. Berdasarkan urutan prioritasnya syarat tersebut yaitu :
1.        Harus tersedia spektrum frekuensi radio
2.        Harus ada sarana pemancaran
3.        Harus ada sarana perangkat penerima siaran (receiver)  
4.        Harus dapat diterima secara serentak atau bersamaan

4.      Proses Penyiaran
Agar proses penyiaran dapat terlaksana ditentukan oleh tiga unsur penting atau biasa disebut dengan trilogi penyiaran, yaitu studio, transmitter dan pesawat penerima gelombang. Dengan ketiga unsur tersebut maka proses penyiaran dapat diterima oleh receiver radio ataupun televisi untk kemudian dipublikasikan kepada audiens.   
Studio adalah dapur produksi informasi dan juga tempat penyiaran yang mengubah suatu gagasan ataupun program-program yang telah direncanakan menjadi bentuk pesan yang berupa gambar ataupun suara melalui suatu proses mekanistik untuk kemudian dikirimkan lewat transmitter, kemudian diterima oleh reciever yang berupa pesawat antena baru kemudian bisa dinikmati oleh audiens. Dalam studio dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu live event atau siaran langsung dan recording event atau program acara yang direkam.
Kemudian yang dimaksud transmitter merupakan sebuah alat yang berfungsi untuk mentransmisikan suara atau gambar dari studio dalam bentuk gelombang elegtromagnetik untuk dipancarkan melalui kabel atau optik.
Unsur yang terakhir adalah Pesawat Penerima adalah alat yang berfungsi mengubah gelombang elektromagnetik yang berupa sinyal menjadi bentuk pesan matang yang sudah bisa dinikmati.
Jadi proses penyiaran berawal dari komunikator  yang menjadi sumber pesan. Isi pesan tersebut kemudian disiarkan melalui stasiun penyiaran melalui tahap pemprosesan pesan di dapur studio dan transmisi. Baru hasil produksi atau isi pesan dapat didengar komunikan melalui pesawat radio atau televisi.
5.      Faktor Mendasar Menjadi Penyiar
Penyiar adalah ujung tombak kesuksesan suatu program acara radio atau televisi. Karena penyiar merupakan komunikator yang menyampaikan pesan secara langsung kepada komunikan. Oleh karena itu seorang penyiar harus memiliki cpabilitas dan kemampuan berkomuniksi yang baik agar pesan yang disampaikan dapat diterima secara benar. Adapun faktor mendasar yang harus dimiliki seorang penyiar yang baik antara lain sebagai berikut :
1.      Memiliki wawasan penyiar yang komprehensif baik secara formal ataupun informal di berbagai bidang.
2.       Memiliki hoby dan rasa seni. Karena dalam penyiaran kita tidak bisa lepas dengan yang namanya musik, dan sekali tempo penyiar berhadapan dengan penyanyi atau seniman lain sebagai narasumber.
3.      Memiliki skills dalam komunikasi, membaca naskah, olah vokal, menulis naskah, memilih genre musik yang tepat, gaya bicara dan juga kualitas suara yang mumpuni.
4.      Memiliki motivasi akan Visi dan Misi yang mengarahkan penyiar dalam bersikap.
5.      Seorang penyiar harus energik dan semangat. Hal ini akan berpengaruh besar terhadap ketertartarikan audiens.
6.      Memiliki integritas dan kredibilitas dam proses penyiaran ataupun saat reportase.
7.      Seorang penyiar harus memiliki kedisiplinan dan kepatuhan yang tinggi.
8.      Penyiar harus bisa melakukan tem works atau kerja sama dengan rekan-rekanya demi keberhasilan program penyiaran.
9.      Seorang penyiar dituntut kreatif dan selalu memiliki ide-ide segar yang menarik audiens.
10.  Memiliki tanggung jawab atau responsibillity serta dapat dipercaya. Bersikap proffesional.
11.  Memahami model-model komunikasi serata dapat menjiwai acara program yang dibawakan.
12.  Seorang penyiar harus bisa menguasai panggung dan menguasai emosinya.

6.      Teknik Penyiar Saat Siaran
Kesuksesan seorang penyiar bukan hanya karena kecakapanya dan suaranya yang indah. Tetapi juga dipengaruhi oleh keterampilan dan kecepatan berfikir saat proses siaran berlangsung, berikut ini adalah kriteria ketrampilan seorang penyiar :
1.      Dapat meluangkan waktu minimal 30 menit untuk prepare segala sesuatu yang dibutuhkan atau untuk latihan sebelum siaran.
2.      Dapat mempelajarai program acara yang akan dibawakan secara matang, terutama saat acara talk show. Penyiar harus bisa melakukan komunikasi efektif yaitu dengan cara melakukan pendekatan psikologis yang intens. Selain itu penyiar juga harus kompak dan saling sependapat dengan crew yang lain. Bisa juga menambahkan back sound acara yang sesuai jika talk show tersebut bersifat tematis.
3.      Dapat bertindak cepat dan tepat ketika terjadi suatu masalah baik teknis ataupun personal.
4.      Dapat bekerja sama dengan narasumber, operator, musik direction, dan kepala studio, serta menghormati segala keputusan yang telah disepakati bersama.
5.      Dalam acara talk show penyiar harus pandai-pandai merangsang narasumber untuk menjawab pertanyaan pendengar dan sebaliknya penyiar juga harus bisa merangsang pendengar untuk bertanya, sehingga komunikasi berjalan efektif.
6.      Dapat menentukan lagu-lagu tematis yang sesuai.
7.      Dapat melakukan teknik bicara At Libitum (didepan microphone) dengan tenang.


DAFTAR PUSTAKA

Morissan. 2008. Manajemen Media Penyiara: Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta: Kencana.
Suprapto, Tommy. 2006. Berkarier di Bidang Broadcasting. Yogyakarta: Media Pressindo.
Arfin, Eva. 2010. Broadcasting To Be Broadcaster. Yogyakarta: Graha Ilmu.


[1] Lihat ketentuan Umum, Pasal 1, Undang-Undang No.32 Tahun 2002 tentang Penyiaran.
[2] Yaitu gelombang yang berfungsi untuk mengirim gambar dan suara dari satu tempat ke tempat lain.

0 komentar:

Posting Komentar